Kamis, 27 Januari 2011 By: Antocephalus Cadamba

Jabon, Pohon Potensial

"Jabon berpotensi menjadi salah satu komoditas kehutanan unggulan karena bernilai ekonomi tinggi, memiliki penyebaran yang luas , dan pembudidayaannya pun cukup mudah dilakukan."
Sejak  zaman dahulu , Indonesia telah dikenal sebagai wilayah yang memiliki hutan hujan luas. Oleh karena itu, keanekaragaman pohon hutannya sangat tinggi. Selama ini hutan telah memberikan banyak manfaat , baik secara ekonomis, sosial , maupun lingkungan. Secara ekonomis, hutan telah memberi banyak manfaat , antara lain kayu dan hasil hutan lainnya, seperti damar,rotan,bambu, dan bahan minyak asiri. Secara sosial, hutan telah memberi nuansa budaya bagi bangsa Indonesia. Sementara secara lingkungan , keberadaan hutan ikut menjamin keselamatan bumi dari bahaya pemanasan global.
     Seiring dengan berkembangnya kebutuhan akan kayu, diperlukan komoditas yang memiliki pertumbuhan cepat dengan kualitas kayu yang bagus. Pohon jabon merupakan salah satu komoditas kehutanan unggulan karena dalam jangka waktu 5 tahun diameter kayunya sudah mencapai 30-40 cm. Jabon bisa dipanen dalam dua tahap , yaitu tahun ketiga dengan diameter kayu 20-25 cm , biasanya disebut dengan penjarangan. Tahap kedua disebut panen raya, biasanya pada tahun kelima.

Kelebihan Pohon Jabon

A. Teknik budidaya yang mudah
Meskipun di Indonesia termasuk baru, jabon telah diketahui sejak lama karena di luar Indonesia jabon merupakan jenis pohon budi daya dan komersial, khususnya di India. Dalam hal budi daya, tanaman ini dikenal cukup mudah karena tidak menuntut banyak perlakuan khusus. Jabon dapat diperbanyak dengan berbagai cara, baik melalui benih, setek, maupun kultur jaringan. Kelebihan lain dari tanaman jabon adalah tergolong tanaman yang cepat tumbuh dengan riap {pertumbuhan} diameter 7-10 cm pertahun dan riap tinggi 3-6 m per tahun. Perawatannya pun cukup umum , yakni hanya perlu dilakukan di awal penanaman hingga tahun kedua. Ketika memasuki tahun ketiga , kanopi atau tajuk tanaman jabon sudah lebar sehingga gulma tidak tumbuh karena ternaungi oleh tanaman jabon sudah lebar sehingga gulma tidak tumbuh karena ternaungi oleh tanaman jabon. Oleh karena itu, tanaman ini cenderung tahan terhadap serangan penyakit. Keunggulan lain dari budi daya jabon adalah secara alami jenis ini memiliki batang yang lurus dan silindris dengan cabang-cabang kecil mendarat dan memiliki kemampuan pemangkasan alami yang tinggi sehingga batangnya bisa tumbuh dengan bebas dan tinggi.
B.Penyebaran luas
 Jabon memiliki sebaran alami yang luas , mulai dari India sampai Papua New Guinea, yaitu Nepal, Bengal, Assam, Vietnam, Burma, Semenanjung malaya, Serawak, Sabah, Indonesia, Filiphina, Papua New Guinea, China, dan Australia. Walaupun Cina bukan termasuk negara habitat asli dari jabon, tetapi jabon masih tumbuh disana. Diluar habitat aslinya,  Jabon juga telah ditanam di Costa Rica, Puerto Rica, Afrika selatan, Suriname, Taiwan, dan Venezuela. Di Indonesia sendiri, jabon ternyata memiliki daerah penyebaran alami hampir diseluruh wilayah Indonesia, seperti Sumatera, Jawa Barat dan Jawa Timur, Kalimantan Timur , dan Kalimantan Selatan, Sulawesi , Nusa Tenggara Barat, dan Papua. Di Maluku, terdapat sebaran jabon jenis A. macrophyllus yang dikenal dengan sebutan jabon merah. Jabon jenis ini memiliki sebaran yang lebih terbatas dibandingan dengan jabon pada umumnya {A cadamba}. Dengan sebaran yang cukup luas , pohon jabon terbukti adaptif terhadap kondisi alam Indonesia. Oleh karena itu, dibandingkan dengan jenis - jenis pohon sekelasnya , seperti sengon, jati putih , kayu afrika , mindi , suren , dan sentang, jabon memiliki kelebihan lebih banyak.
C.Nilai ekonomis
Berdasarkan nilai ekonomisnya, jabon merupakan jenis tanaman kayu yang berprospek baik karena pangsa pasarnya cukup baik, untuk dikembangkan sebagi hutan tanaman industri, hutan tanaman rakyat {dikawasan hutan pemerintah}, maupun hutan rakyat {dilahan milik pribadi} karena bernilai ekonomis tinggi, memiliki pangsa pasar yang baik, daun relatif tinggi, dan kualitas kayunya baik.Selain itu , permintaan pasar cukup tinggi , untuk keperluan domestik maupun ekspor. Untuk memenuhi kebutuhan industri kayu pertukangan, kayu jabon dapat diperoleh dari pohon jabon umur 5-10 tahun , sedangkan untuk bahan baku industri pulp , kayu jabon dapat dipanen dari pohon jabon umur 4-5 tahun setelah tanam.
       Terdapat beberapa keuntungan dari penggunaan jabon sebagai tanaman jenis lokal untuk pengembangan hutan tanaman, diantaranya sebagai berikut;
a. Bila tumbuh dihabitat alaminya, memungkinkan akan tumbuh baik di hutan tanaman]
b. Telah beradaptasi dengan lingkungannya dan merupakan niche ecology bagi berbagai flora dan fauna.
c. Walaupun dalam monokultur untuk konservasi flora dan fauna, jenis lokal lebih bernilai ekologis daripada jenis eksotik.
d. Kegunaan kayunya telah diketahui oleh masyarakat karena jenis ini memiliki banyak manfaat, baik secara ekonomi maupun ekologi.
D. Bahan baku industri kayu dan pertukangan
dalam usaha kayu pertukangan , peti buah, cetakan beton, mainan anak-anak, kelom, pulp, dan korek api. Namun dalam usaha kayu jabon hanya cocok digunakan sebagai elemen konstruksi ringan , seperti rusuk pada atap dan daun jendela.
Di industri perkayuan dimanfaatkan untuk pembuatan kayu lapis , papan blok, papan serat, dan papan partikel. 

0 komentar:

Posting Komentar